Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Expectancy theory

Victor Unoun mempopulerkan teori ini pada tahun 1960. Expectancy theory menyatakan bahwa motivasi tergantung pada bagaimana seseorang menginginkan sesuatu pemikiran untuk mendapatkannya (Marriner, 1996) Persamaan teori ini dapat digambarkan sebagai berikut : Motivation = Valence expectancy Valence/valensi adalah kekuatan seseorang mengenai keinginan atas sesuatu. Expectancy adalah kemungkinan untuk memperoleh sesuatu melalui tindakan yang spesifik. Jika seseorang mempunyai valence dengan expectancy yang tinggi, motivasi yang timbul akan tinggi, jika keduanya rendah maka motivasi yang timbul akan rendah pula. Jika salah satu tinggi maka motivasi yang timbul akan mendesak.

Twofactor Theory (teori 2 faktor)

          Menurut teori ini, kepuasan atau ketidakpuasan dalam bekerja merupakan 2 hal yang berbeda dan bukan merupakan variabel yang continue.             Pada tahun 1959, herzberg pertama kali menemukan teori ini, membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi 2 kelompok : 1. Kelompok satiesfiers atau motivator ialah faktor-faktor atau situasi yang terbukti sebagai sumber kepuasan kerja kelompok ini terdiri dari pencapaian, pengalaman, advancement , sifat alami dari pekerjaan itu sendiri, potensi untuk pengembangan dan tanggung jawab. Kelompok ini sering disebut sebagai intrinsic factor , job content atau motivator.   2. Kelompok dissatisfiers atau hygienis factor ialah factor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan. Kelompok ini terdiri dari kebijakan dan administrasi. Organisasi, supervisi teknis, hubungan antar personil dengan atasan, rekan kerja dan bawahan, upah, jaminan keamanan terhadap situasi dan kond

Teori keseimbangan (Equity Theory)

          Teori ini dikenal sebagai teori social reference group . Teori ini dipelopori oleh Zalemik (1958) dan dikembangkan oleh Adams (1963). Teori ini sering disebut teori keadilan dengan memfokuskan pada perbandingan relative antara input dan hasil dari individu lainnya. Jika tingkat rasio perbandingan seseorang menunjukan keseimbangan dengan rasio orang lain, maka ia akan merasa puas.             Sebaliknya jika terdapat adanya ketidakadilan, orang akan merasa tidak puas, prinsip teori ini adalah seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan ( equity ).             Perasaan adil atau tidak adil diperoleh dengan cara membandingkan apa yang diperoleh dirinya dengan orang lain yang memiliki situasi pekerjaan yang setara.             Terdapat beberapa elemen dari teori Equity yaitu :   1. Input adalah segala sesuatu yang bekerja, yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan.  

Discrepancy theory ( teori perbedaan)

          Teori ini pertama kali dipelopori oleh porter (1961). Ia berpendapat bahwa mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai. Locke (1969) mengemukakan bahwa kepuasan kerja pegawai, apabila yang didapatkan oleh pegawai ternyata lebih besar dari pada apa yang diharapkan maka pegawai tersebut menjadi puas, sebaliknya apabila yang akan didapat pegawai lebih rendah dari pada apa yang diharapkan akan menyebabkan pegawai tidak puas.

Definisi Teori Belajar Sosial

          Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya.           Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilaku melalui peniruan / modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui pengamatan. Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa teori pembelajaran sosial membahas tentang (1) bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat (reinforcement) dan observational learning, (2) cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi, (3) begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempen

Definisi Belajar

          Pengertian belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen pada perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach “ learning is shown by an change individual behaviour as a result of experiences “. Belajar juga dapat diartikan sebagai “proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah aktif, positif, dan berorientasi tujuan.           Sedangkan pengertian belajar dalam lingkup pengajaran berarti usaha atau kegiatan pelajar mengolah bahan ajar, sehingga memperoleh pengetahuan baru, ketrampilan baru, sikap baru atau menyempurnakan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sudah dimiliki sebelumnya (terjadi change in behavior). Terdapat hal – hal pokok yang berkenaan dengan belajar yaitu, membawa perubahan, adanya kecakapan baru dan adanya usaha

Cara Pengajaran

          Pengajaran merupakan suatu usaha yang bersifat sadar tujuan dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku. Mengajar pada hakikatnya ialah suatu proses yang mana dosen dan mahasiswa menciptakan proses belajar mengajar yang baik, supaya terjadi kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. ( William H. Burton, 1952 )           Mengajar ialah membantu murid atau peserta didik untuk belajar sehingga mencapai tujuan dari materi yang diajarkan melalui suatu cara atau metode. Untuk mencapai tujuan tersebut pengajar atau dosen harus menentukan cara atau metode dalam upaya mencapai tujuan pengajaran. Hal ini menrupakan sebuah tugas dari seorang pengajar agar dapat menyampaikan materi dengan baik dan mengantarkan mahasiswa mencapai kompetensi yang diharapkan.           Menurut Berliner, terdapat 5 tugas utama pengajar yaitu, 1. Menentukan tujuan pengajaran dengan mempertimbangkan isi dan tampilan. Kompetensi apa yang akan dicapai melalui pengajaran yang akan diberikan, me

Komitmen Organisasional

          Komitmen organisasional merupakan suatu bentuk sikap (Luthans, 2002,235). Dan sikap dapat dipecah menjadi 3 komponen dasar : emosional, informasional dan keperilakuan (Luthans, 2002:224). Dalam Organization behavioral atau perilaku organisasi , komitmen organisasi adalah komponen dari perilaku. ( “In organization, attitudes are important because of their behavioral component “), Robbins, S.:2007:69). Menurut Robbins, Attitudes is Evaluative statements or judgment concerning object, people or events. (Sikap adalah pernyataan tentang penilaian seseorang terhadap objek, orang-orang atau kejadian). Dan dibagi dalam 3 komponen yaitu : cognitive, affective and behavioral (kognitif, afektif dan keperilakuan) (2007:69).           Komponen emosional/afeksi melibatkan perasaan orang (positif, netral atau negative) terhadap suatu objek. Komponen informasional/kognisis terdiri dari kenyakinan/iopini dan informasi/pengetahuan yang dimiliki seseorang atas objek. Komponen itensi/keperila

Kompensasi

          Untuk jelasnya definisi kompensasi menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut.: Menurut Hasibuan (2000:117) mengartikan Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan alas jasa yang diberikan kepada perusahaan.           Mangkunegara (2000:83) mengemukakan bahwa proses administrasi upah atau gaji (kadang-kadang disebut kompensasi) melibatkan pertimbangan atau keseimbangan perhitungan. Kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai ssuatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka.           Menurut Timpe (1999:72) kompensasi adalah paket upah dan tunjangan untuk memberi penghargaan kepada pegawai yang ditukar dengan sumbangan mereka untuk mencapai sasaran perusahaan, hal mana yang sangat mendasar dalam pengertian pertukaran adalah sampai pada tingkat seberapa pegawa

Implementasi Kebijakan

          Untuk memahami tentang implementasi kebijakan maka kita tidak bisa melepaskan dari pertanyaan tentang kebijakan apa yang diimplementasikan. Berhubung dalam penelitian ini membahas kebijakan dalam organisasi pemerintah maka kebijakan yang dibahas adalah kebijakan pemerintah atau kebijakan publik.           Konsep kebijakan publik (public policy) menurut Affan Suhaiman (1998:24) adalah : Sebagai suatu proses yang mengandung berbagai pola aktivitas tertentu dan merupakan seperangkat keputusan yang bersangkutan dengan tindakan untuk mencapai tujuan dalam beberapa cara yang khusus. Dengan demikian, maka konsep kebijakan publik berhubungan dengan tujuan dengan pola aktivitas pemerintah mengenai sejumlah masalah serta mengandung tujuan. Kebijakan tersebut akhirnya disebut juga dengan kebijakan pemerintah/Negara seperti yang didefinisikan oleh Ermaya Suradinata (1993:190) sebagai berikut : Kebijakan negara/pemerintah adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan atau lembaga

Konsep Dasar Motivasi

          Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam suatu organisasi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan, maka diperlukan karyawan yang mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi. Salah satu faktor penting yang dapat mendorong karyawan secara produktif yaitu adanya motivasi untuk berprestasi, dengan kata lain, sistem penilaian prestasi kerja yang baik dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.           Menurut French dan Raven, sebagaimana dikutip Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) dalam Sule dan Kurniawan, motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu. Motivation is the set of forces that cause people to behave in certain ways.(7)           Memotivasi ialah mengajak karyawan/orang lain agar mengikuti arah kemauan pimpinan untuk menyelesaikan tugas. Memotivasi diri sendiri ialah menetapkan arah diri sendiri dan mengambil tindakan untuk sampai ke tujuan tersebut. Amstrong mendefinisikan motivasi sebag

Pendidikan

          Pendidikan merupakan suatu proses alamiah yang harus terjadi pada manusia. Seorang anak manusia dapat berkembang menjadi manusia hanya karena pendidikan. Pendidikan merupakan suatu conditio sine quanon, dan telah ada sejak adanya peradaban umat manusia.           Secara umum dan sederhana pendidikan dapat diartikansebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai – nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Oleh karena itu betapapun primitifnya suatu masyarakat, di dalamnya pasti terjadi atau berlangsung proses pendidikan. Pendidikan adalah proses membawa anak ke arah kedewasaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kedewasaan yang dimaksud adalah apabila anak telah sanggup bertindak atas tanggung jawabnya sendiri. Pendapat lain dikatakan bahwa pendidikan sebagai proses dimana seorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk – bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup. Selain itu pendidikan sebagai proses sosial dimana orang dihadapkan pada pen

Pengetahuan

          Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.           Pengetahuan juga mungkin diperoleh berdasarkan pengumuman sekuler atau kekuasaan agama seperti negara atau Gereja. Cara lain untuk mendapat pengetahuan dengan pengamatan dan eksperimen: metode ilmiah. Pengetahuan juga dapat diturunkan dengan cara logika secara tradisional, otoritatif, atau ilmiah atau kombinasi dari mereka, dan dapat atau tidak dapat dibuktikan dengan pengamatan dan pengetesan. Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan (reality). Salah satu cara untuk mendapat dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi atau dari yang berwewenang di masa lalu yang umumnya dikenal, seperti Aristoteles.           Pengetahuan menurut Aristoteles (Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Save M. Dagun, Hal 817): P

Pengertian Promosi

          Menurut Shimp (2003 : 8) promosi atau promotion berasal dari kata latin yang berarti “untuk maju kedepan”. Dalam pemasaran, promosi mempunyai arti yang sama, khususnya untuk memotivasi atau menggerakan konsumen agar bertindak. Pengertian promosi menurut beberapa ahli dikatakan sebagai berikut : Menurut Rossiter (1998 : 3): “Promotions and advertising communications are viewed by marketing managers as highly interrelated yet specialized means of informing prospective and current customers about products and services, and persuading them to buy” “Promotion are often regarded as a more direct form persuasion, based frequently on external incentives rether than inherent product benefits, designed to simulate immediate purchase and to move sales forward more rapidly than would otherwise occur”. Menurut Stanton (1994 :456) “Promotion is element in an organization’s marketing mix that serve to inform, persuade and remind the market of a product and/or the organization selling it,

Pengertian Kampanye

          Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7).           Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan komunikasi (Grossberg, 1998; Snyder, 2002; Klingemann & Rommele, 2002). Hal ini didasarkan kepada dua alasan. Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa definisi tersebut dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi dilapangan           Definisi Rogersda Sto

Teori Uses and Garatifications

          Komunikasi sebagai sebuah kajian empirik dan ilmiah mengenal banyak teori tentang komunikasi massa. Dalam bukunya Filsafat Komunikasi (1976:53), DR. Astrid Susanto menyatakan bahwa untuk disebut “ilmiah”, sebuah kajian haruslah memiliki prinsip-prinsip untuk disebut ilmiah, yakni : 1 Harus memiliki sistematika 2 Harus obyektif 3 Harus dapat diverifikasi.           Kajian komunikasi pada perkembangannya kemudian memang telah dianggap sebagai sebuah ilmu yang memiliki prinsip-prinsip untuk disebut ilmiah tadi. Astrid Susanto kemudian menyatakan, sebagai suatu ilmu social, ilmu komunikasi mencoba memahami seluk-beluk persoalan masyarakat, sebagai sebuah ilmu, maka obyektivitasnya haruslah inheren (melekat dalam keberadaannya) (Susanto, 1976:46).           Salah satu dari sekian banyak teori yang dikembangkan para pakar komunikasi adalah teori Uses and Garatifications yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay. G Blummer dan Michael Gurevitch (1959). Model komunikasi ini mencoba menel