Postingan

Adversity Quotient (AQ) di Sekolah

Adversity quotient di dunia pendidikan akan membuat guru memiliki dan mengembangkan ketahanan diri dan keuletan dalam menyampaikan pengetahuan yang bermakna dan bertujuan. Seorang guru yang memiliki adversity quotient yang teruji akan mamapu menghadapi segala kesulitan yang terjadi dengan arifnya, tidak hanya kesulitan di pekerjaannya, bahkan juga dalam kehidupan pribadi.

Teori Atribusi

Atribusi yaitu penjelasan yang digunakan individu untuk menginterpretasikan perilaku dan kejadian. Teori atribusi fokus pada faktor yang dimiliki individu dalam mengatribusikan kesuksesan dan kegagalan (Seligman; dalam Leitzel, 2000). Dalam hal ini erat kaitannya dan muncul dari teori ketidakberdayaan yang dipelajari adalah ide bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh cara seseorang menjelaskan atau merespon peristiwa-peristiwa dalam hidupnya .

Psikologi Kognitif

Kognitif adalah proses mental dari persepsi, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan persoalan, dan merencanakan masa depan. Psikologi kognitif adalah ilmu mengenai kognisi. Tujuannya adalah mengadakan eksperimen dan mewujudkan teori yang menerangkan bagaimana proses mental disusun dan berfungsi. Tetapi, penjelasannya mengharuskan teori membuat ramalan mengenai setiap kegiatan yang dapat diamati, terutama perilaku (Atkinson, 2003 :11) Psikologi Kognitif memusatkan perhatian pada cara individu menggambarkan kejadian-kejadian tertentu dalam benaknya dan bagaimana gambaran mental ini dapat diubah dengan memberikan berbagai informasi pada orang tersebut. Psikologi kognitif menaruh perhatian atas pertanyaan-pertanyaan yang menunjuk pada cakupan psikologi kognitif : (a) Bagaimana kita memperoleh, mentransformasikan, mempresentasikan, menyimpan, dan mendapatkan kembali suatu pengetahuan/informasi, (b) Bagaimana pengetahuan/informasi

Pengertian Adversity Quotient

Adversity quotient menurut Paul G. Stoltz dalam bukunya adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Menurut Markman (2005) memberikan pengertian tentang kecerdasan mengatasi kesulitan sebagai berikut: Adversity intelligence (AI) is the science of human resilience, people who succesfully apply AI perform optimally in the face of adversity the challenges, big and small, that confront us each day. In fact, they not only learn from these challenges, but they also respond to them better and faster (Peaklearning.com.2005). Adversity Intelligence (AI) adalah pengetahuan tentang ketahanan individu, individu yang secara maksimal menggunakan kecerdasan ini akan menghasilkan kesuksesan dalam menghadapi tantangan, baik itu besar ataupun kecil dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan mereka tidak hanya belajar dari tantangan, tetapi mereka juga meresponnya secara lebih baik dan lebih cepat. Menurut Stolt

Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.

Proses Komunikasi Organisasi

Komunikasi Internal ertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi Komunikasi organisasi 1.      Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. 2.      Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. 3.      Horizontal communication Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. 4.      Interline communication Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional.

Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual